Kamis, 07 Mei 2015

Jenis Kredit Kepemilikan Rumah Bank CIMB NIAGA











Jenis Fasilitas Pembiyaan iB Kepemilikan Rumah :

  • Pembelian rumah baru/seken
  • Renovasi rumah
  • Pembangunan rumah
  • Pembelian apartemen
  • Pembelian ruko
  • Multiguna
Berbagai Kemudahan Yang Bisa Didapatkan :
  • Uang muka ringan hingga 10%
  • Proses cepat dan mudah
  • Jangka waktu sampai 20 tahun
  • Cicilan aman karena tetap sampai jangka waktu pinjaman
  • Plafond pinjaman hingga 5 miliyar
  • Pelunasan dipercepat tidak dikenakan pinalti
  • Lokasi rumah bebas
Jangka Waktu :
       Maksimum jangka waktu hingga bisa 20 tahun, disesuaikan dengan kemampuan anda.

Plafon Pembiyaan :
       Anda bisa mendapatkan plafon pembiyaan 50 juta hingga 5 miliyar, dengan maksimum pembiyaan 90% dari harga jual developer atau 80% dari harga appraisal.

Ketentuan Biaya :
  • Administrasi 1%
  • Asuransi jiwa dan asuransi kebakaran
  • Notaris
Persyaratan :
  • Usia minimal 21 tahun atau telah menikah
  • Masa kerja minimal 2 tahun
  • Mengisis formulir permohonan pembiyaan kepemilikan rumah
  • Melengkapi dokumen berikut :
  1. Fotokopi KTP
  2. Fotokopi akte nikah
  3. Fotokopi kartu keluarga
  4. Fotokopi NPWP
  5. Fotokopi rekening koran/ tabungan 3 bulan terakhir
  6. Fotokopi surat ijin  praktek
  7. Fotokopi slip gaji
  8. Fotokopi surat keterangan kerja
  9. Fotokopi laporan keuangan 2 bulan terakhir
  10. Fotokopi akte pendirian perusahaan
  11. Fotokopi dokumen jaminan (Sertifikat, IMB, PBB)

Pengaruh penyaluran kredit mikro terhadap UMKM

PENGARUH PENYALURAN KREDIT
USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)
DAN PENDAPATAN OPERASIONAL
TERHADAP LABA OPERASIONAL
 
   1. Latar Belakang Penelitian
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja, memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, UMKM adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan, dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat. Meskipun UMKM telah menunjukkan peranannya dalam perekonomian nasional, namun masih menghadapi berbagai hambatan iklim usaha, baik yang bersifat internal maupun eksternal, contohnya produksi, pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain dan teknologi, permodalan.
Untuk meningkatkan kesempatan, kemampuan, dan perlindungan UMKM, telah ditetapkan berbagai kebijakan tentang pencadangan usaha, pendanaan, dan pengembangannya namun belum optimal. Hal tersebut dikarenakan kebijakan yang ada belum dapat memberikan perlindungan, kepastian berusaha, dan fasilitas yang memadai untuk pemberdayaan UMKM. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pasal 7 ayat 1 menyatakan “Pemerintah dan pemerintah daerah menumbuhkan iklim usaha dengan menetapkan peraturan dan perundang-undangan yang meliputi aspek pendanaan, sarana prasarana dll. Sementara pasal 2 menyatakan “Dunia usaha dan masyarakat berperan secara aktif membantu menumbuhkan iklim usaha.” Dari Undang-Undang tersebut jelas menyatakan bahwa dunia usaha seperti bank, harus berperan aktif dalam pengembangan UMKM dalam hal ini dari segi permodalan dengan penyaluran kredit kepada pelaku UMKM.
Kegiatan perkreditan merupakan kegiatan terbesar dari perbankan, oleh karena itu pengelolaan kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Dari aktifitas perkreditan, bank akan memperoleh pendapatan operasional berupa pendapatan bunga, provisi dan komisi. Pendapatan bunga merupakan sumber pendapatan terbesar dari bank (Lukman Dendawijaya, 2005: 23). Pendapatan bunga akan diperoleh dari setiap angsuran kredit yang dibayar oleh debitur dalam jangka waktu yang telah disepakati, biasanya setiap bulan. Setiap angsuran kredit yang dibayar, didalamnya sudah termasuk sejumlah pokok pinjaman ditambah dengan sejumlah bunga. Sementara pendapatan provisi diperoleh ketika pencairan kredit, sebesar persentase tertentu dari kredit yang diberikan. Pendapatan operasional merupakan salah satu komponen untuk menentukan besarnya laba operasional yang diperoleh dalam suatu peiode. Selain pendapatan, besarnya laba juga dipengaruhi oleh beban.
Memperoleh laba merupakan tujuan utama berdirinya suatu lembaga keuangan baik bank ataupun lembaga keuangan yang lainnya. Laba yang diperoleh tidak saja digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, tetapi juga digunakan untuk ekspansi dimasa yang akan datang seperti pendirian kantor cabang. Kemudian yang lebih penting lagi apabila suatu lembaga keuangan terus-menerus memperoleh laba, maka ini berarti kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan terjamin. Karena aktifitas terbesar bank adalah pada bidang perkreditan, maka dari aktifitas ini akan menentukan besarnya laba yang akan diperoleh dalam suatu periode.
2. Identifikasi Masalah
Penulis dapat merumuskan identifikasi masalah, diantaranya :
1) Bagaimana penyaluran kredit UMKM, pendapatan operasional, dan laba operasional pada Bank bjb.
2) Bagaimana pengaruh penyaluran kredit UMKM terhadap pendapatan operasional pada Bank bjb.
3) Bagaimana pengaruh secara parsial kredit UMKM terhadap laba operasional pada Bank bjb.
4) Bagaimana pengaruh secara parsial pendapatan operasional terhadap laba operasional pada Bank bjb.
5) Bagaimana pengaruh secara simultan antara penyaluran kredit UMKM dan pendapatan operasional terhadap laba operasional pada Bank bjb.
3. Tinjauan Pustaka
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pasal 1 menyatakan :
Pembiayaan/Kredit UMKM adalah penyediaan dana oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat melalui bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk mengembangkan dan memperkuat permodalan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Sementara menurut Rizal Calvary (2008: 2) menyatakan :
Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah kegiatan pinjam meminjam antar orang perorangan atau badan usaha atau badan hukum tertentu di level usaha mikro, kecil, dan menengah,yang cakap melakukan perbuatan hukum dengan prinsip kepercayaan.
Pendapatan merupakan salah satu komponen untuk menentukan besarnya laba yang diperoleh dalam suatu periode, ada beberapa definisi pendapatan, diantaranya menurut IAI dalam PSAK nomor 23 (2009: 23) menyatakan :
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktifitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari penanaman modal.
Sementara Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) (2008: 181) menyatakan :
Pendapatan (revenues) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Sementara definisi laba operasional menurut Amir Abdi Jusuf (2000: 84) adalah “Laba operasional adalah selisih lebih pendapatan yang merupakan hasil
langsung dari kegiatan usaha perusahaan dikurangi dengan beban usaha langsung dari kegiatan operasional suatu usaha.”
Definisi yang lain diungkapkan oleh Soemarso (2002: 227) yang menyatakan “Laba operasional adalah pendapatan dikurangi harga pokok yang dijual dan dikaitkan dengan beban operasi terhadap kegiatan bisnis dari kesatuan normal.”
4. Kerangka Pemikiran
4.1 Penyaluran Kredit UMKM terhadap Pendapatan Operasional
Penyaluran kredit UMKM mempunyai pengaruh terhadap jumlah pendapatan operasional bank, pernyataan tersebut diperkuat oleh teori yang diungkapkan oleh Lukman Dendawijaya (2005: 23) yang menyatakan “Pendapatan operasional terbesar bank diperoleh dari pendapatan bunga, provisi, komisi serta pendapatan lainnya yang diterima sebagai akibat dari penyaluran kredit bank.” Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Kasmir (2005: 37) yang menyatakan “Penyaluran kredit menghasilkan bunga pinjaman yang merupakan komponen utama faktor pendapatan operasional bank.” Dari kedua pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penyaluran kredit UMKM mempunyai pengaruh terhadap jumlah pendapatan operasional, karena apabila penyaluran kredit UMKM meningkat, maka akan diikuti peningkatan pendapatan operasional yang diterima bank.
4.2 Pendapatan Operasional terhadap Laba Operasional
Pendapatan operasional mempunyai pengaruh terhadap laba operasional, pernyataan tersebut didukung teori yang diungkapkan oleh Rudianto (2009: 16) yang menyatakan “Laba adalah selisih antara pendapatan yang diperoleh perusahaan pada suatu periode dengan beban usaha yang dikeluarkan pada periode tersebut.” serta pernyataan yang dikemukakan oleh Amir Abdi Jusuf (2000: 84) yang menyatakan “Laba operasional adalah selisih lebih pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha perusahaan dikurangi dengan beban usaha langsung dari kegiatan operasional suatu usaha.” Kedua pernyataan tersebut diperkuat oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Iis Nurhayati (2008) yang hasil penelitiannya menyatakan “Pendapatan operasional mempunyai pengaruh signifikan terhadap laba operasional.” Dari beberapa teori dan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pendapatan operasional mempunyai pengaruh terhadap laba operasional, karena apabila pendapatan operasional meningkat, maka akan diikuti peningkatan laba operasional.
4.3 Penyaluran Kredit UMKM terhadap Laba Operasional
Setiap bank pasti berusaha untuk terus meningkatkan perolehan labanya, karena kegiatan terbesar bank adalah pada bidang penyaluran kredit, maka penyaluran kredit mempunyai pengaruh langsung terhadap laba operasional yang diperoleh bank selama suatu periode. Penyaluran kredit menghasilkan pendapatan operasional berupa pendapatan bunga, provisi, komisi dll, selain itu penyaluran kredit juga mempunyai risiko terjadinya kredit bermasalah yang merupakan komponen beban bagi bank, karena bank berpotensi tidak akan mendapatkan pendapatan bunga dan sejumlah pokok kredit yang telah disalurkan.
Pernyataan diatas diperkuat oleh teori yang dikemukakan Kasmir (2005: 71) yang menyatakan “Peranan perbankan sebagai lembaga keuangan tidak terlepas dari masalah kredit, bahkan kegiatan bank sebagai lembaga keuangan, pemberian kredit merupakan kegiatan utamanya, besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan besarnya laba”. Teori tersebut diperkuat oleh penelitian yang dikemukakan oleh Devi Wulandari (2009) yang hasil penelitiannya menyatakan “Penyaluran kredit mikro utama mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap laba operasional.” Dan penelitian yang dilakukan oleh Sri Handayani (2009) yang hasil penelitiannya menyatakan “Penyaluran kredit mempunyai pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap laba operasional”.
Dari teori dan beberapa hasil penelitian, maka dapat disimpulkan penyaluran kredit mempunyai pengaruh terhadap laba operasional, karena bila penyaluran kredit meningkat, maka diikuti peningkatan laba operasional.
5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibahas, penulis mengemukakan hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan, hipotesis itu adalah sebagai berikut :
1) Penyaluran kredit UMKM berpengaruh terhadap pendapatan operasional pada Bank bjb.
2) Penyaluran kredit UMKM secara parsial berpengaruh terhadap laba operasional pada Bank bjb.
3) Pendapatan operasional secara parsial berpengaruh terhadap laba operasional pada Bank bjb.
4) Penyaluran kredit UMKM dan pendapatan operasional secara simultan berpengaruh terhadap laba operasional pada Bank bjb.
6 Metode Penelitian
6.1 Metode Yang Digunakan
Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode penelitian deskriptif, dengan pendekatan studi kasus.
6.2 Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen yaitu Penyaluran kredit UMKM (X1) dan Pendapatan operasional (X2), serta satu variabel dependen yaitu Laba operasional (Y).
Tabel 1
Operasionalisasi Variabel
Variabel
(1)
Definisi
(2)
Indikator
(3)
Skala
(4)
Penyaluran kredit UMKM (X1)
UU nomor 20 tahun 2008 menyatakan “Pembiayaan/Kredit UMKM adalah penyediaan dana oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat melalui bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk mengembangkan dan memperkuat permodalan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.”
Jumlah kredit UMKM yang disalurkan
Rasio
Pendapatan operasional (X2)
Lukman Dendawijaya (2005: 111) menyatakan “Pendapatan operasional bank terdiri atas semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari usaha bank yang benar-benar telah diterima, contohnya adalah hasil bunga, provisi dan komisi, pendapatan valuta asing dan pendapatan lainnya.
Pendapatan operasional dari kegiatan utama bank.
Rasio
Laba operasional (Y)
Amir Abdi Jusuf (2000: 84) menyatakan “Laba operasional adalah selisih lebih pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha perusahaan dikurangi dengan beban usaha langsung dari kegiatan operasional suatu usaha.”
Pendapatan operasional dikurangi beban operasional
Rasio
Berdasarkan judul penelitian “Pengaruh Penyaluran Kredit UMKM dan Pendapatan Operasional Terhadap Laba Operasional”, gambar/model paradigma penelitian bisa dilihat dalam gambar 1 berikut ini :
X1X2Y
Gambar 1
Paradigma Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan teknik analisis jalur (path analysis) yang digunakan untuk menguji sumbangan (kontribusi) yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1 dan X2 terhadap Y. Dari Struktur tersebut dapat dibagi dua sub struktur yaitu:
Gambar 2 ρXЄ1X1 X2ρX2Є1
Sub struktur 1 Pengaruh X1 ke X2
Sub struktur ini memperlihatkan hanya sebuah variabel penyebab dan variabel akibat. Dipandang dari sudut regresi, struktur ini tidak lain dari struktur linier sederhana. Dalam keadaan seperti ini, maka koefisien jalur tidak lain dari koefisien korelasi.
Gambar 3 ρX2Є1 X1 ρX2X1Є1 X2 Y ρYЄ2 Є2 ρYX2ρYX1
Sub strukur 2 Pengaruh X1 dan X2secara Simultan Terhadap Y
Perhitungan koefisien jalur yang menggunakan SPSS, menggunakan dua analisis, yaitu diantaranya :
1) Analisis Regresi Linear Sederhana
a) Pengujian Koefisien Korelasi (r)
Untuk menguji koefisien korelasi (r) menurut Stanislaus (2006: 200) menggunakan rumus statistika sebagai berikut :
ρXiXj = ⎪⎭⎪⎬⎫⎪⎩⎪⎨⎧⎟⎠⎞⎜⎝⎛−⎪⎭⎪⎬⎫⎪⎩⎪⎨⎧⎜⎜⎝⎛⎟⎠⎞⎜⎝⎛−⎟⎠⎞⎜⎝⎛⎟⎠⎞⎜⎝⎛−ΣΣΣΣΣΣΣ=======nhnhnhnhnhnhnhXjhnjhXnXihihXnXjhXihXjhXihn12122112111.
Dengan i =1,2,…,k j≠
b) Pengujian Koefisien Determinasi
KD = r2 x 100%
Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali (2006: 275) untuk mengetahui pengaruh variabel lainnya (ε) atau yang sering disebut nilai residu/sisa menggunakan rumus sebagi berikut :
ερYi = kXXYiXR...1212−
Dimana R2YX1X2........Xk = Σ =kiiirYXiXY1ρ
c) Pengujian signifikansi menggunakan uji t
􀀹 Merumuskan Hipotesis
Hipotesis statistik koefisien jalur pX2X1 adalah sebagai berikut :
Ho1 : pX2X1 = 0
Ha1 : pX2X1 ≠ 0
􀀹 Menentukan dan membandingkan thitung serta ttabel.
􀀹 Kaidah Keputusan
Ho diterima jika ; - thitung < thitung < ttabel
Ho ditolak jika; - thitung < - ttabel atau thitung > ttabel
􀀹 Kesimpulan.
2) Analisis Regresi Linier Berganda
1. Pengujian Secara Parsial
a) Pengujian Koefisien Korelasi Parsial.
b) Pengujian Koefisien Determinasi Parsial.
c) Pengujian signifikansi dengan uji t.
􀀹 Merumuskan Hipotesis
Hipotesis statistik koefisien jalur Ydan Ysebagai berikut:
Ho2 : pYX1 = 0
Ha2 : pYX1 ≠ 0
Ho3 : pYX2 = 0
Ha3 : pYX2 ≠ 0
􀀹 Menentukan dan membandingkan thitung serta ttabel.
􀀹 Kaidah Keputusan
Ho diterima jika ; - thitung < thitung < ttabel
􀀹 Ho ditolak jika; - thitung < - ttabel atau thitung > ttabel
􀀹 Kesimpulan
2. Pengujian secara Simultan
a) Pengujian Koefisien Korelasi Secara Simultan.
b) Pengujian Koefisien Determinasi Secara Simultan.
c) Pengujian signifikansi dengan uji F.
􀀹 Merumuskan Hipotesis
Ho4 : pYX1 = pYX2 = 0
Ha4 : pYX1 = pYX2 ≠ 0
􀀹 Menentukan dan membandingkan thitung serta ttabel.
􀀹 Kaidah Keputusan
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel
Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel
􀀹 Kesimpulan
7 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tabel 2
Penyaluran Kredit UMKM Bank bjb Periode 2002-2009
(juta rupiah)
Perubahan
No
Tahun
Penyaluran Kredit UMKM
Nominal
%
1
2002
312.677
-
-
2
2003
354.017
41.340
13,2
3
2004
504.360
150.343
42,5
4
2005
521.505
17.145
3,4
5
2006
318.446
(203.059)
(38,9)
6
2007
293.374
(25.072)
(7,9)
7
2008
330.931
37.558
12,8
8
2009
604.377
273.446
82,6
Sumber : Bank bjb
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui penyaluran kredit UMKM bank bjb dalam periode tahun 2002 sampai 2009 bersifat fluktuatif, hal tersebut karena tidak menentunya iklim usaha dari UMKM, sehingga dalam kondisi tersebut bank bjb kendala dalam mencari peluang penyaluran kredit produktif bagi UMKM secara optimal. Penyaluran kredit UMKM tertinggi diperoleh bank bjb pada tahun 2009 sebesar Rp. 604.377.000.000. Sedangkan penyaluran kredit UMKM terendah diperoleh bank bjb pada tahun 2007 sebesar Rp. 293.373.000.000.
Tabel 3
Pendapatan Operasional Bank bjb Periode 2002-2009
(juta rupiah)
Perubahan
No
Tahun
Pendapatan Operasional
Nominal
%
1
2002
1.313.526
-
-
2
2003
1.737.711
424.185
32,3
3
2004
1.869.686
131.975
7,6
4
2005
2.154.468
284.782
15,2
5
2006
2.581.925
427.457
19,8
6
2007
2.675.897
93.972
3,6
7
2008
3.253.005
577.108
21,6
8
2009
4.209.747
956.742
29,4
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang disampaikan Bank kepada Bank Indonesia
Berdasarkan tabel 3 diketahui pendapatan operasional bank bjb dalam periode tahun 2002 sampai 2009 terus meningkat, peningkatan pendapatan operasional tersebut sebagian besar berasal dari peningkatan pendapatan bunga yang diperoleh bank bjb dari aktifitas perkreditan. Pendapatan operasional tertinggi diperoleh bank bjb pada tahun 2009 sebesar Rp. 4.209.747.000.000. Sedangkan pendapatan operasional terendah diperoleh bank bjb pada tahun 2002 sebesar Rp. 1.313.526.000.000.
Tabel 4
Laba Operasional Bank bjb Periode 2002-2009
(juta rupiah)
Perubahan
No
Tahun
Laba Operasional
Nominal
%
1
2002
199.951
-
-
2
2003
290.823
90.872
45,4
3
2004
430.658
139.835
48
4
2005
537.705
107.047
24,9
5
2006
580.437
42.732
7,9
6
2007
644.571
64.134
11
7
2008
848.482
203.911
31,6
8
2009
1.035.171
186.689
22
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang disampaikan Bank kepada Bank Indonesia
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui laba operasional bank bjb dalam periode tahun 2002 sampai 2009 terus meningkat, peningkatan laba operasional tersebut sebagian besar berasal dari peningkatan pendapatan bunga yang diperoleh bank bjb dari aktifitas perkreditan. Laba operasional tertinggi diperoleh bank bjb pada tahun 2009 sebesar Rp. 1.035.171.000.000. Sedangkan laba operasional terendah diperoleh bank bjb pada tahun 2002 sebesar Rp. 199.951.000.000.
7.1 Pengaruh Penyaluran Kredit UMKM terhadap Pendapatan Operasional pada Bank bjb
Hasil analisis SPSS menunjukan koefisien korelasi penyaluran kredit UMKM terhadap pendapaatan operasional pX2X1 adalah sebesar 0,392. Menurut Sugiono (2006: 183) menunjukan nilai koefisien jalur antara penyaluran kredit UMKM terhadap pendapatan operasional termasuk ke dalam kategori hubungan yang rendah yaitu diantara 0,20-0,399. Sementara koefisien determinasi jalur (pX2X1) sebesar 0,154, artinya bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel penyaluran kredit UMKM terhadap variabel pendapatan operasional yaitu sebesar 0,154 atau 15,4%, Nilai ttabel diperoleh dari tabel t dengan derajat kebebasan n-2 (8-2) sebesar 2,447. Karena thitung (1.043) < ttabel (2,447) maka menerima Ho. Sementara diperoleh nilai sig sebesar 0.337, maka sig 0.337 > 0.05 yang berarti menerima Ho, artinya penyaluran kredit UMKM berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pendapatan operasional.
7.2 Pengaruh Penyaluran Kredit UMKM terhadap Laba Operasional Secara Parsial pada Bank bjb
Hasil analisis SPSS menunjukan koefisien korelasi penyaluran kredit UMKM terhadap laba operasional (pYX1) adalah sebesar 0,023. Sementara koefisien determinasi jalur (pYX1) sebesar 0,00053, artinya bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel penyaluran kredit UMKM terhadap variabel laba operasional secara parsial yaitu sebesar 0,00053 atau 0,0053%. Nilai thitung diperoleh yaitu sebesar 0,280, sedangkan nilai ttabel diperoleh dari tabel t dengan df n-k-1 (8-2-1) yaitu sebesar 2,571. Karena thitung (0,280) < ttabel (2,571) maka menerima Ho. Sementara diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,791, maka sig 0,791 > 0,05 yang berarti menerima Ho. Artinya penyaluran kredit UMKM secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap laba operasional.
7.3 Pengaruh Pendapatan Operasional Terhadap Laba Operasional secara Parsial Pada Bank bjb
Hasil analisis SPSS menunjukan koefisien korelasi pendapatan operasional terhadap laba operasional (pYX2) adalah sebesar 0,977. Sementara koefisien determinasi jalur (pYX2) sebesar 0,955, artinya bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel pendapatan operasional terhadap variabel laba operasional yaitu sebesar 0,955 atau 95,5%. Nilai thitung diperoleh sebesar 12,015. Nilai ttabel diperoleh dari tabel t dengan df n-k-1 (8-2-1) yaitu sebesar 2,571. Karena thitung (12,015) > ttabel (2,571) maka menerima Ha. Sementara diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,00, maka sig 0,00 < 0.05 yang berarti menerima Ha. Artinya pendapatan operasional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba operasional.
7.4 Pengaruh Penyaluran Kredit UMKM dan Pendapatan Operasional Secara Simultan Terhadap Laba Operasional Pada Bank bjb
Hasil analisis SPSS menunjukan koefisien korelasi penyaluran kredit UMKM dan pendapatan operasional terhadap laba operasional (pYX1X2) adalah sebesar 0,986. Sementara koefisien determinasi jalur (pYX1X2) sebesar 0,972, artinya bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel penyaluran kredit UMKM dan pendapatan operasional terhadap variabel laba operasional yaitu sebesar 0,972 atau 97,2%. Uji signifikansi dilakukan dengan uji F. Nilai Fhitung diperoleh sebesar 86,879. Nilai Ftabel yaitu sebesar 5,786 yang diperoleh dari tabel F, dengan ketentuan df 1 = 2 atau jumlah variabel-1 (3-1), sementara df 2 = 5 atau n-k-1 (8-2-1) dengan tingkat signifikansi 5%. Karena Fhitung (86,879) > Ftabel (5,786) maka menerima Ha. Sementara diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,00, maka sig 0,00 < 0.05 yang berarti menerima Ha. Artinya penyaluran kredit UMKM dan pendapatan operasional secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba operasional.
8 Simpulan dan saran
8.1 Simpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah :
1. Penyaluran kredit UMKM dalam peiode tahun 2002 sampai 2009 bersifat fluktuatif, hal tersebut dikarenakan tidak menentunya iklim usaha dari UMKM, sehingga dalam kondisi tersebut bank bjb masih mengalami kendala dalam mencari peluang penyaluran kredit produktif bagi UMKM secara optimal. Pendapatan operasional bank bjb dalam periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2009 terus meningkat, peningkatan pendapatan operasional tersebut sebagian besar berasal dari peningkatan pendapatan bunga yang diperoleh dari aktifitas perkreditan. Laba operasional bank bjb dalam periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2009 terus meningkat, peningkatan laba operasional tersebut sebagian besar berasal dari peningkatan komponen pendapatan operasional yaitu pendapatan bunga yang diperoleh bank bjb dari aktifitas perkreditan.
2. Pengaruh penyaluran kredit UMKM terhadap pendapatan operasional diperoleh hasil berpengaruh positif tidak signifikan.
3. Pengaruh penyaluran kredit UMKM terhadap laba operasional secara parsial diperoleh hasil berpengaruh positif tidak signifikan.
4. Pengaruh pendapatan operasional terhadap laba operasional secara parsial diperoleh hasil berpengaruh signifikan.
5. Pengaruh penyaluran kredit UMKM dan pendapatan operasional terhadap laba operasional setelah dilakukan analisis diperoleh hasil berpengaruh signifikan.
8.2 Saran
Saran dari penelitian yang dilakukan adalah:
1. Bagi bank bjb harus terus mengembangkan ekspansi kredit bagi UMKM karena sekarang ini UMKM banyak mengalami kendala dari segi iklim usaha, ditambah lagi dengan kebijakan Asean China Free Trade Aggrement (ACFTA) sehingga produk UMKM Indonesia harus bersaing dengan produk dari china, akhirnya produk UMKM seperti tamu di rumah sendiri. Maka dengan ekspansi kredit kepada UMKM diharapkan UMKM bisa mengembangkan usahanya dan menghasilkan produk yang memiliki daya saing baik di dalam negeri, maupun diluar negeri.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang menggunakan kajian yang sama, diharapkan menggunakan jumlah variabel yang diperbanyak lagi dan dengan menggunakan indikator yang berbeda terutama pada variabel penyaluran kredit.
Daftar Pustaka
Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Setia.
Amir Abadi Jusuf. 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Bank Indonesia. 2008. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2008. Jakarta: Bank Indonesia.
Devi Wulandari. 2009. Pengaruh Pemberian Kredit Mikro Utama Terhadap Kredit Bermasalah dan Dampaknya Terhadap Laba Operasional. Universitas Siliwangi Tasikmalaya: Tidak diterbitkan.
Iis Nurhayati. 2008. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Pendapatan Operasional Serta Dampaknya Terhadap Laba Operasional. Universitas Siliwangi Tasikmalaya: Tidak diterbitkan.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juli 2009. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir. 2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
_______.2005. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Lukman Dendawijaya. 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.
Rizal Calvary. 2009. Ayo ke Bank Dapatkan Kredit UMKM. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
Soemarso S.R. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 1 Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
Sri Handayani. 2009. Pengaruh Penyaluran Kredit dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Terhadap Laba Operasional. Skripsi Sarjana Ekonomi, Universitas Siliwangi Tasikmalaya: Tidak diterbitkan.
Sugiono. 2005. Metode Penelitia Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008. Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Kamis, 19 Maret 2015

Skema atau diagram pemutaran uang

Skema dan Diagram Pemutaran Uang


Lembaga Keuangan merupakan suatu badan yang bergerak dibidang keuangan yang menyediakan jasa bagi nasbah. Fungsi utama dari lembaga keuangan adalah sebagai lembaga yang dapat menghimpun dana nasabah atau masyarakat atupun sebagai lembaga yang menyalurkan pinjaman untuk nasabah atau masyarakat. Di Indonesia lembaga keuangan dibagi menjadi dua yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank.



Lembaga Keuangan Bank :
1. Bank Sentral
2. Bank Umum
3. BPR


Lebaga Keuangan Bukan Bank :
1. Asuransi
2. Pegadaian
3. Dana Pesiun
4. Reksa Dana
5. Bursa Efek

Lembaga Keuangan menjalankan funsi tanan kanan dan tangan kiri. Di sisi tangan kanan melakukan tugas pembiayaan (financing) yaitu menghimpun dana dari nasabah atau masyarakat, sedangkan di sisi tangan kiri melakukan tugas sebagai kegiatan Investasi (Invesment).














Ilustrasi diatas menjelaskan pada sisi tangan kanan terdapat kegiatan penerimaan dana, pada sisi ini ada uang masuk berupa kewajiban dan modal yang berasal dari nasabah atau masyarakat. Di sisi kiri terdapat kegiatan penyaluran dana dan melakukan kegiatan untuk memutar uang yang bersal dari sisi kanan tadi. Di sisi kiri ini lembaga melakukan investasi ke bank atau lembaga lain guna mencari keuntungan dari dana yang berasal dari nasabah atau masyarakat. Kedua sisi tangan kanan dan kiri ini berfungsi untuk menyeimbakan dana yang masuk dan keluar pada sebuah lembaga keuangan.



Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepda masarakat dalm bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup akyat banyak. Perbankan Indonesia dalam menjalankan usahanya berasaskan demokrasi yang menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama dari perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasioanal dalam rangka meningkatkan pemertaan, pertumbuhan ekonomi , dan stabilitas nasioanal kearah peningkatan kesejahtraan rakyat banyak.



Bank berfungsi sebagai perantara keuangan yaitu bagaimana bank dapat memperoleh sumber dana dari nasabah atau masyarakat dan selanjutnya dana tersebut dialokasikan atau disalurkan lagi ke bank atau masyarakat yang memerlukan pembiayaan dari bank









Menurut gambar diatas, fungsi dari manajemen dana bank ini adalah bagaiman bank menstabilkan sisi tangan kanan dan sisi tangan kiri agar likuiditas tetap terjamin. Sumber dana (source of Fund) berupa simpanan dana nasabah atau masyarakat , sedangkan penyaluran dana berupa alokasi investasi. Posisi bank sebagai penerima dan penyalur daa tersebut biasa disebut perantara keuangan. Pada sisi sumber dana, bank harus mengeluarkan biaya dana (sebagian besar dalam bentuk bunga yang harus dibayarkan kepada penyimpan), sedangkan pada sisi penyalur dana, bank menvari keutungan. Selisih keuntungan dari hasil penyaluran dana dengan biaya yang harus dikeluarkan di sisi sumber dana merupakan nilai tambah dari Bank.







Sumber Dana Bank


Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk Giro, Deposito , dan Tabungan.


1. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek , bilyet giro.
2. Giro merupakan simpanan ang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dngan menggunakan cek , bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan.
3. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan dengan bank.


Dalam perbankan sumber dana bank yang paling aman bagi bank adalah deposito dibandingkan dengan giro dan tabungan, mengapa? Karena deposito merupakan simapanan dana yang dititpkan di bank oleh nasabah yang tidak dapat diambil sewaktu-watu, dalam deposito ada perjanjian waktu yang telah disepakati antara nasabah dan bank.Tabungan merupakan simpanan suber dana bank yang cukup aman karena mutlak bagi semua nasabah mengambil tabungannya dalam waktu yang sama. Sedangkan , giro merupakan simpanan yang tidak aman bagi bank karena giro merupakan simpanan yang dapat diambil kapan saja oleh nasabah. Maka dari itu deposito lebih menguntungkan bagi bank karena bank bisa menggunakan dana tersebut terlebih dahulu untuk melakukan kegitan pemutaran uang yaitu investasi dengan tujuan untuk mencari keuntungan yang lebih besar.






Bank dan Lembaga Keuangan




Lembaga Keuangan merupakan suatu badan yang bergerak dibidang keuangan yang menyediakan jasa bagi nasbah. Fungsi utama dari lembaga keuangan adalah sebagai lembaga yang dapat menghimpun dana nasabah atau masyarakat atupun sebagai lembaga yang menyalurkan pinjaman untuk nasabah atau masyarakat. Di Indonesia lembaga keuangan dibagi menjadi dua yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank.


Lembaga Keuangan Bank :
1. Bank Sentral
2. Bank Umum
3. BPR


Lebaga Keuangan Bukan Bank :
1. Asuransi
2. Pegadaian
3. Dana Pesiun
4. Reksa Dana
5. Bursa Efek

Lembaga Keuangan menjalankan funsi tanan kanan dan tangan kiri. Di sisi tangan kanan melakukan tugas pembiayaan (financing) yaitu menghimpun dana dari nasabah atau masyarakat, sedangkan di sisi tangan kiri melakukan tugas sebagai kegiatan Investasi (Invesment).












Ilustrasi diatas menjelaskan pada sisi tangan kanan terdapat kegiatan penerimaan dana, pada sisi ini ada uang masuk berupa kewajiban dan modal yang berasal dari nasabah atau masyarakat. Di sisi kiri terdapat kegiatan penyaluran dana dan melakukan kegiatan untuk memutar uang yang bersal dari sisi kanan tadi. Di sisi kiri ini lembaga melakukan investasi ke bank atau lembaga lain guna mencari keuntungan dari dana yang berasal dari nasabah atau masyarakat. Kedua sisi tangan kanan dan kiri ini berfungsi untuk menyeimbakan dana yang masuk dan keluar pada sebuah lembaga keuangan.


Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepda masarakat dalm bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup akyat banyak. Perbankan Indonesia dalam menjalankan usahanya berasaskan demokrasi yang menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama dari perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasioanal dalam rangka meningkatkan pemertaan, pertumbuhan ekonomi , dan stabilitas nasioanal kearah peningkatan kesejahtraan rakyat banyak.


Bank berfungsi sebagai perantara keuangan yaitu bagaimana bank dapat memperoleh sumber dana dari nasabah atau masyarakat dan selanjutnya dana tersebut dialokasikan atau disalurkan lagi ke bank atau masyarakat yang memerlukan pembiayaan dari bank









Menurut gambar diatas, fungsi dari manajemen dana bank ini adalah bagaiman bank menstabilkan sisi tangan kanan dan sisi tangan kiri agar likuiditas tetap terjamin. Sumber dana (source of Fund) berupa simpanan dana nasabah atau masyarakat , sedangkan penyaluran dana berupa alokasi investasi. Posisi bank sebagai penerima dan penyalur daa tersebut biasa disebut perantara keuangan. Pada sisi sumber dana, bank harus mengeluarkan biaya dana (sebagian besar dalam bentuk bunga yang harus dibayarkan kepada penyimpan), sedangkan pada sisi penyalur dana, bank menvari keutungan. Selisih keuntungan dari hasil penyaluran dana dengan biaya yang harus dikeluarkan di sisi sumber dana merupakan nilai tambah dari Bank.








Sumber Dana Bank


Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk Giro, Deposito , dan Tabungan.


1. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek , bilyet giro.
2. Giro merupakan simpanan ang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dngan menggunakan cek , bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan.
3. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan dengan bank.


Dalam perbankan sumber dana bank yang paling aman bagi bank adalah deposito dibandingkan dengan giro dan tabungan, mengapa? Karena deposito merupakan simapanan dana yang dititpkan di bank oleh nasabah yang tidak dapat diambil sewaktu-watu, dalam deposito ada perjanjian waktu yang telah disepakati antara nasabah dan bank.Tabungan merupakan simpanan suber dana bank yang cukup aman karena mutlak bagi semua nasabah mengambil tabungannya dalam waktu yang sama. Sedangkan , giro merupakan simpanan yang tidak aman bagi bank karena giro merupakan simpanan yang dapat diambil kapan saja oleh nasabah. Maka dari itu deposito lebih menguntungkan bagi bank karena bank bisa menggunakan dana tersebut terlebih dahulu untuk melakukan kegitan pemutaran uang yaitu investasi dengan tujuan untuk mencari keuntungan yang lebih besar.









Apa yang dimaksud dengan Kliring? Dari gambar tersebut kita dapat melihat bagaimana proses kliring terjadi. Seorang nasabah yang bernama Frama ingin menyimpan tabungannya dalam bentuk giro pada Tristan Bank. Suatu hari Frama ingin membeli sebuah barang yaitu sepeda motor pada Raffa menggunakan giro yang dikeluarkan oleh Tristan Bank, setelah transaksi barang diterima Frama dan giro milik Frama menjadi milik Raffa dari hasil penjualan sepeda motor tersebut (nomer 1).


Setelah itu Raffa ingin mencairkan giro menjadi tabungan di Valley Bank (nomer 2), pihak Valley Bank akan menkorfimasi giro tersebut apakah giro tersebut benar ada atau hanya sekedar cek kosong. Valley bank akan mengkorfimasi giro tersebut pada bank Indonesia (nomer 3) maka Bank Indonesia akan menghubungi Tristan Bank untuk memeriksa aoakah benar ada giro yang berasala dari Tristan Bank yang dimiliki oleh Frama, jika benar maka Bank Indonesia akan mengurangi saldo Tristan Bank (nomer 4) dan menambah saldo ke Valley Bank (nomer 5). Valley Bank akan menerima proses pencairan giro menjadi tabungan setelah konfirmasi ari Bank Indonesia dan Tristan bank sudah berhasil (nomer 6). Maka saldo Raffa pada Valley Bank akan bertambah.



Apa yang dimaksud dengan Kliring? Dari gambar tersebut kita dapat melihat bagaimana proses kliring terjadi. Seorang nasabah yang bernama Frama ingin menyimpan tabungannya dalam bentuk giro pada Tristan Bank. Suatu hari Frama ingin membeli sebuah barang yaitu sepeda motor pada Raffa menggunakan giro yang dikeluarkan oleh Tristan Bank, setelah transaksi barang diterima Frama dan giro milik Frama menjadi milik Raffa dari hasil penjualan sepeda motor tersebut (nomer 1).


Setelah itu Raffa ingin mencairkan giro menjadi tabungan di Valley Bank (nomer 2), pihak Valley Bank akan menkorfimasi giro tersebut apakah giro tersebut benar ada atau hanya sekedar cek kosong. Valley bank akan mengkorfimasi giro tersebut pada bank Indonesia (nomer 3) maka Bank Indonesia akan menghubungi Tristan Bank untuk memeriksa aoakah benar ada giro yang berasala dari Tristan Bank yang dimiliki oleh Frama, jika benar maka Bank Indonesia akan mengurangi saldo Tristan Bank (nomer 4) dan menambah saldo ke Valley Bank (nomer 5). Valley Bank akan menerima proses pencairan giro menjadi tabungan setelah konfirmasi ari Bank Indonesia dan Tristan bank sudah berhasil (nomer 6). Maka saldo Raffa pada Valley Bank akan bertambah.

Peranan perbankan menghadapi pasar bebas ASEAN

PERANAN BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL “BANK DUNIA” TERHADAP PASAR BEBAS ASEAN


P  E  N  D  A  H  U  L  U  A  N

            Lembaga keuangan internasional didirikan untuk menangani atau mengatasi masalah-masalah keuangan yang bersifat internasional, baik berupa bantuan pinjaman atau bantuan lainnya. Pemberian bantuan yang dilakukan oleh lembaga keuangan internasional dapat bersifat lunak yang berarti dengan suku bunga yang rendah dan jangka waktu pengembaliannya relatif panjang. Kemudian bantuan internasional juga dilakukan dengan tujuan komersil, yang biasanya dilakukan oleh lembaga keuangan internasional swasta.            Ada beberapa lembaga keuangan internasional yang penting kaitannya dengan lembaga perbankan di Indonesia, walaupun secara umum peranan dari lembaga keuangan internasional tersebut lebih banyak dirasakan dalam sektor pemerintahan, namun dapat dilihat bagaimana sektor swasta (perbankan) dapat pula merasakan pentingnya peranan yang dimainkan melalui lembaga-lembaga tersebut.            Mungkin banyak sekali kita mengenal lembaga keuangan internasional yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Akan tetapi, dalam pembahasan kali ini yang lebih ditekankan atau dibahas adalah lembaga keuangan internasional “Bank Dunia”.            Bagi lembaga keuangan dan perbankan di Indonesia peranan Bank Dunia tidak secara langsung mempengaruhi operasional perbankan, namun efek sampingan yang timbul dari operasional lembaga tersebut perlu diketahui dan diperhatikan mengingat dampaknya yang begitu besar pada perekonomian, yang pada gilirannya mempengaruhi juga operasional lembaga keuangan dan perbankan tersebut.            Dalam pembahasan ini akan diuraikan secara dengan jelas bagaimana peranan lembaga keuangan internasional bank dunia, tujuan dan bagaimana dampak dari lembaga keuangan internasional bank dunia terhadap perekonomian Indonesia.


P  E  M  B  A  H  A  S  A  N
Ø  Tujuan Bank Dunia            International Bank Reconstruction and Development atau yang lebih dikenal IBRD adalah sebuah organisasi yang berdiri dengan tujuan untuk melawan kemiskinan dengan cara memberikan bantuan kepada negara-negara tang tergolong miskin dan sedang dalam keadaan ekonomi yang tidak stabil, dalam hal ini yaitu, negara-negara yang sedang berkembang.            Fokus bank dunia tehadap negara-negara berkembang ini dalam hal pendidikan, pertanian dan industri. Bantuan yang diberikan dari bank dunia merupakan sebuah pinjaman yang diberikan terhadap negara-negara yang sedang mengalami ketidakstabilan ekonomi pinjaman dari bank dunia ini tentunya diikuti dengan syarat-syarat yang berlaku dan cenderung merugikan negara peminjam kredit tersebut.            Bantuan yang diberikan oleh bank dunia dari tahun ke tahun tentunya semakin beragam terutama dalam membangun kesejahteraan sosial di setiap negara berkembang. Hal ini sangan sesuai dengan pekembagan negara di dunia. Adapun jenis bantuan yang dapat dibiayai oleh bank dunia, mulai dari pembangunan jalan, pembangkit listrik, pembangunan pelabuhan, telekomunikasi, pengembangan dunia pendidikan, dan bidang-bidang lainnya yang sesuai dengan tujuan didirikannya bank dunia.            Sumber-sumber dana bank dunia diperoleh dari bank dunia sendiri, pemerintah-pemerintah asing dan modal swasta. Kemudian dana tersebut dikembalikan kepada negara-negara anggota yang membutuhkannya dengan risiko yang dibebankan kepada negara-negara yang bersangkutan.            Bank dunia juga merupakan organisasi antar pemerintahan (ingovernmental) yang mendasarkan pada pasar-pasar modal didunia untuk sumber keuangannya.            Secara struktural dan teknis, organisasi bank dunia ini termasuk sebagai salah satu badan dalam oerganisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang lebih dikenal sebagai PBB.            Namun, secara operasional bank dunia berbeda dengan badan-badan lain di PBB. Seperti yang telah disunggung diatas bahwa bank dunia ini bertujuan untuk pembangunan ekonomi dan pengentasa kemiskinan di negara-negara berkembang.            Keanggotaan bank dunia saat ini sudah memiliki anggota sebanyak 184 anggota semua organisasi keuangan bank dunia merupakan pemegang saham di dalam bank dunia. Adapun persyaratan untuk menjadi anggota bank dunia yakni, terlebih dahulu harus menjadi anggota IMF (International Monetary Fund) dan harus memenuhi persyaratan lainnya.

Ø  Tugas Bank Dunia terhadap perekonomian Indonesia            Mungkin ada beberapa tugas Bank Dunia di Indonesia. Pertama, memimpin Forum CGI. Aggota CGI (Consultative Group meeting on Indonesia) adalah 33 negara dan lembaga-lembaga donor yang dikoordinasikan oleh Bank Dunia. CGI  “membantu” pembangunan di Indonesia dengan cara memberikan pinjaman uang serta bantuan teknik untuk menciptakan aturan-aturan pasar dan aktivitas ekonomi liberal. Dalam hal ini, Bank Dunia bertugas menciptakan pasar yang kuat bagi kepentingan negara-negara dan lembaga donor.            Tugas kedua Bank Dunia adalah menyediakan hutang dalam jumlah besar, bekerjasama dengan Jepang dan ADB (Asian Development Bank). Tugas Bank Dunia yang lain adalah mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan privatisasi dan kebijakan yang memihak pada perusahaan-perusahaan besar.

            Dana hutang yang diberikan kepada Indonesia, antara lain dalam bentuk hutang proyek dan hutang dana segar.1.       Hutang Proyek            Hutang proyek adalah hutang dalam bentuk fasilitas berbelanja barang dan jasa secara kredit. Namun, sayangnya, hutang ini justru menjadi alat bagi Bank Dunia untuk memasarkan barang dan jasa dari negara-negara pemegang saham utama, seperti Amerika, Inggris, Jepang dan lainnya kepada Indonesia.
2.      Hutang Dana Segar            Hutang dana segar bisa dicairkan bila Indonesia menerima Program Penyesuaian Struktural (SAP). SAP mensyaratkan pemerintah untuk melakukan perubahan kebijakan yang bentuknya, antara lain:

1. Swastanisasi (Privatisasi) BUMN dan lembaga-lembaga pendidikan.2. Deregulasi dan pembukaan peluang bagi investor asing untuk memasuki semua sektor.3. Pengurangan subsidi kebutuhan-kebutuhan pokok, seperti:beras, listrik, pupuk dan rokok4. Menaikkan tarif telepon dan pos.5. Menaikkan harga bahan bakar (BBM).       

            Besarnya jumlah hutang (yang terus bertambah) membuat pemerintah juga harus terus mengalokasikan dana APBN untuk membayar hutng dan bunganya.

Ø  Peranan Bank Dunia terhadap Perekonomian yang ada di Indonesia            Seperti yang kitahui sebelumnya diatas bahwa bank dunia keterkaitannya sangat erat denganInternasional Monetary Fund atau yang kita kenal dengan IMF. Kenapa demikian, karna seperti yang telah dijelaskan untuk menjadi anggota daripada Bank Dunia itu harus menjadi bergabung terlebih dahulu dengan organisasi keuangan IMF.            Perekonomian Indonesia sebenarnya dalam pengaruh bank dunia dalam perekonomian Indonesia dimulai sejak Indonesia mengalami krisis moneter tahun 1998. Pada saat itu Indonesia menandatangani nota kesepahaman dengan Dana Moneter Internasional (IMF) yang secara langsung melibatkan pesanan bank dunia dalam pemulihan ekonomi Indonesia dari krisis moneter. Jadi, untuk Indonesia keluar dari krisis ekonomi tahun 1998, Indonesia meminjam dana dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.            Di Indonesia, fungsi IMF dan Bank Dunia berbeda . Organisasi keuangan IMF lebih memfokuskan pada program umum stabilitasi ekonomi dan mencari pola makro policy yang lebih sehat dan lebih baik. Dalam besaran dana yang diberikan kepada Indonesia IMF memberikan pinjaman paling besar dibandingkan dengan pinjaman yang diberikan oleh Bank Dunia.            Sementara itu, peranan organisasi Bank Dunia di Indonesia ini lebih berfokus pada perbaikan secara struktural, khususnya dalam sektor perbankan. Akan tetapi, Dana Moneter Internasional (IMF) pun ikut mengambil andil dalam program ini. Di Indonesia Bank Dunia ikut membantu mengembangkan sistem pengadilan perbankan.            Hal ini dilakukan agar sistem ekonomi di Indonesia tidak mudah goyah akibat ulah Bank yang tidak baik. kredit macet dan proyek-proyek yang merugikan ekonomi Indonesia, seperti yang terjadi pada baru-baru ini seperti kasus dana talangan atau bailout yang dikucurkan pemerintah untuk menyelamatkan Bank Century, kasus wisma atlet dan kasus-kasus lainnya. IMF dalam hal perekonomian pun ikut atau berperan serta selayaknya pengontrol dalam perekonomian yang ada di Indonesia.            Selain itu, organisasi Bank Dunia pun lebih sering mengurusi kebijakan struktural pemerintah Indonesia dan dalam sektor penting lainnya. Dalam hal ini, sektor penting lainnya diantaranya sektor industri dan sektor perdagangan Indonesia biasanya dilakukan deregulasi kebijakan dalam kedua sektor tersebut. Dengan kata lain, menyingkirkan rintangan yang menghalangi produktivitas sektor-sektor tersebut.            Kedua organisasi keuangan internasional ini memiliki tugasnya masing-masing dalam perekonomian Indonesia. Dalam hal ini organisasi keuangan Bank Dunia mengurus bank pemerintah, sedangkan IMF mengurusi bank-bank swasta yang ada di Indonesia.            Namun, peranan organisasi keuangan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) dalam ekonomi Indonesia ini terkadang berbenturan dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia.

Ø  Dampak yang Ditimbulkan dengan adanya Peranan Bank Dunia terhadap Perekonomian yang ada di Indonesia            Indonesia merupakan negara yang tergabung dalam anggota Bank Dunia dan IMF. Hingga saat ini walaupun negara Indonesia telah banyak mendapat pinjaman baik itu dari Bank Dunia maupun IMF yang pinjaman tersebut digunakan untuk menstabilkan perekonomian di Indonesia yang tidak ada henti-hentinya perekonomian Indonesia tidak pernah terlepas dari masalah.            Meskipun Bank Dunia dan IMF sampai saat ini masih beroperasi di Indonesia, angka kemiskinan di Indonesia masih tetap tinggi. Bahkan dengan Indonesia menerima Pinjaman baik dari Bank Dunia maupun IMF, Indonesia dijerat dengan kerugian hutang yang terus bertambah tinggi. Dalam hal ini Indonesia mengalami kerugian baik dari bidang ekonomi maupun didalam rana politik.
            Adapun kerugian bidang ekonomi yang ditimbulkan akibat dari pinjaman Bank Dunia dan IMF, yakni meliputi :·         Indonesia kehilangan hasil dari pengilangan minyak dan penambangan mineral (karena diberikan untuk membayar hutang dan karena proses pengilangan dan penambangan itu dilakukan oleh perusahaan-perusahaan transnational partner Bank Dunia).·         Jebakan hutang yang semakin membesar, karena mayoritas hutang diberikan dengan konsesi pembebasan pajak bagi perusahaan-perusahaan AS dan negara donor lainnya.·         Hutang yang diberikan akhirnya kembali dinikmati negara donor karena Indonesia harus membayar “biaya konsultasi” kepada para pakar asing, yang sebenarnya bisa dilakukan oleh para ahli Indonesia sendiri.·         Hutang juga dipakai untuk membiayai penelitian-penelitian yang tidak bermanfaat bagi Indonesia melalui kerjasama-kerjasama dengan lembaga penelitian dan universitas-universitas.·         Bahkan, sebagian hutang dipakai untuk membangun infrastuktur demi kepentingan perusahaan-perusahaan asing, seperti membangun fasilitas pengeboran di ladang minyak Caltex atau Exxon Mobil. Pembangunan infrastruktur itu dilakukan bukan di bawah kontrol pemerintah Indonesia, tetapi langsung dilakukan oleh Caltex dan Exxon.

            Dan adapun kerugian yang diderita negara Indonesia di bidang politik dalam pijaman Bank Dunia dan IMF, yaitu sebagai berikut :·         Keterikatan pada hutang membuat pemerintah menjadi sangat bergantung kepada Bank Dunia dan mempengaruhi keputusan-keputusan politik  yang dibuat pemerintah. Pemerintah harus berkali-kali membuat reformasi hukum yang sesuai dengan kepentingan Bank Dunia.            Hal ini juga diungkapkan ekonom Rizal Ramli (2009), ”Lembaga-lembaga keuangan internasional, seperti Bank Dunia, IMF, ADB, dan sebagainya dalam memberikan pinjaman, biasanya memesan dan menuntut UU ataupun peraturan pemerintah negara yang menerima pinjaman, tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga di bidang sosial. Misalnya, pinjaman sebesar 300 juta dolar AS dari ADB yang ditukar dengan UU Privatisasi BUMN, sejalan dengan kebijakan Neoliberal. UU Migas ditukar dengan pinjaman 400 juta dolar AS dari Bank Dunia.”            Cara kerja Bank Dunia (dan lembaga-lembaga donor lainnya) dalam menyeret Indonesia (dan negara-negara berkembang lain) ke dalam jebakan hutang, diceritakan secara detil oleh John Perkins dalam bukunya, “Economic Hit Men”. Perkins adalah mantan konsultan keuangan yang bekerja pada perusahaan bernama Chas T. Main, yaitu perusahaan konsultan teknik. Perusahaan ini memberikan konsultasi pembangunan proyek-proyek insfrastruktur di negara-negara berkembang yang dananya berasal dari hutang kepada Bank Dunia, IMF dan lain-lain.


P  E  N  U  T  U  P

Kesimpulan

            Walaupun terjadi tumpuan bagi negara-negara miskin yang membutuhkan pinjaman dana untuk pembangunan, Bank Dunia pun sering mendapatkan kritikan dari organisasi yang menanamkan dirinya Antiglobalisasi. Organisasi penentang Bank Dunia ini menganggap Bank Dunia merupakan bentuk Neokolonialisasi terhadap negara-negara peminjam dana dari Bank Dunia. Hal ini dikarenakan Bank Dunia cenderung melemahkan kedaulatan negara peminjam dana dengan cara liberalisasi ekonomi.            Selain itu, Bank Dunia dikritik keras karena Bank Dunia cenderung dalam genggaman negara-negara tertentu, terutama negara Amerika Serikat. Oleh karena itu negara-negara Adikuasa dan negara lain yang berpengaruhlah yang mendapatkan manfaat dari organisasi Bank Dunia ini.            Kritik lainnya terhadap kinerja Bank Dunia adalah Bank Dunia menerapkan prinsip-prinsip neoliberalisme dalam operasionalnya. Neoliberalisme yang diterapkan Bank Dunia ini beranggapan bahwa sistem ekonomi pasar bebas akan membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi negara yang mempraktikkan sistem pasar bebas ini.            Dalam kacamata pasar bebas atau Neoliberalisme, organisasi keuangan internasional Bank Dunia cenderung memasukkan perusahaan-perusahaan asing untuk mengembangkan ekonomi suatu negara daripada mengembangkan potensi ekonomi lokasi megara yang bersangkutan.            Dipihak lain, kaum liberalis mengkritik organisasi Bank Dunia karena, Bank Dunia hanya berperan sebagai organisasi politik murni, bukan organisasi ekonomi murni. Dalam hal ini, kaum liberal menilai Bank Dunia sebagai alat negara-negara tertentu untuk memonopoli ekonomi Internasional.            Dalam hal ini, organisasi Bank Dunia bekerja untuk menutupi kelemahan-kelemahan kebijakan diterapkan oleh negara tersebut. Dalam prospektif ini, Bank Dunia mengambil tanggung jawab liberal dan tidak membiarkan negara pada tempatnya.            Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberadaan Bank Dunia bukan tanpa kontroversi dan dampak negatif. Kemelut utang tak berujung yang meliputi berbagai negara peminjam seringkali justru menjadi “bumerang”. Ahli-ahli mengatasi masalah perekonomian dalam negeri, seringkali dana pinjaman dari Bank Dunia justru seperti menumpuk masalah di tahun-tahun mendatang yang suatu saat cepat atau lambat akan overload. Apalagi banyak ahli ekonomi dari negara-negara peminjam (yang biasanya berdiri di luar pemerintahannya) berkomentar miring dan justru menuding Bank Dunia yang telah menganjurkan kebijakan ekonomi yang menyesatkan dan tidak menyelesaikan masalah. Salah satu penyebabnya adalah aliran uang pinjaman yang masuk seringkali justru kembali lagi ke negara-negara donor, sehingga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bagi negara peminjam.            Bagi Indonesia sendiri, peran Bank Dunia mulai tampak jelas. Hingga saat ini, Indonesia masih menjadi salah satu negara yang dipercaya oleh Bank Dunia untuk meminjam dana untuk berbagai keperluan, terutama untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, pelayanan publik, pertanian dan lingkungan hidup.            Namun demikian, sama seperti banyak negara peminjam lainnya, hal ini justru dapat membahayakan perekonomian dalam negeri di masa mendatang jika peminjaman yang dilakukan tidak efisien, tidak bermanfaat, dan juga boros dalam penggunaannya. Bagaimanapun, utang tersebut beserta bunganya dapat terus menumpuk hingga Indonesia tak mampu lagi membayarnya jika dibiarkan dilakukan terus menerus tanpa upaya pengurangan utang yang sistematis.            Aliran uang pinjaman yang masuk seharusnya dapat dikendalikan, sehingga tidak hanya menguntungkan dan menambah kekayaan segelintir orang, tetapi juga dapat benar-benar menggerakkan perekonomian nasional, baik secara analisis makro maupun mikro. Karena bagaimanapun, kemandirian dibentuk dan dilakukan oleh kita sendiri. Dana pinjaman hanyalah sarana seperti sebuah pedang, jika kita ahli menggunakannya maka akan menjadikan kita kuat dan sejajar dengan negara manapun, namun jika kita tidak hati-hati menggunakannya, justru dapat “melukai” bahkan “membunuh” kita sendiri, cepat ataupun lambat.


Saran

Makalah yang penulis susun semoga menjadi bahan kajian pembelajaran di bidang Mata Kuliah “Bank dan Lembaga Keuangan “ sehingga dengan adanya makalah ini, mahasiswa bisa lebih menambah wawasannya, semoga pembaca bisa lebih apresiasif dari kandungan kajian makalah ini,      Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan saran dan kritik sangat penulis harapkan dari pembaca, khususnya teman-teman mahasiswa.


Daftar Pustaka

Halwani, H. 2005. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi (Edisi Kedua). Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.
Hutagalung, Jannes. 2009. Peran Bank Dunia dan IMF dalam Perekonomian Indonesia Dulu dan Sekarang. Di dalam: Abimanyu, A. dan A. Megantara. 2009. Era Baru Kebijakan Fiskal: Pemikiran, Konsep, dan Implementasi. PT Kompas Media Nusantara, Jakarta.
http://dinasulaeman.wordpress.com/2009/12/30/peran-bank-dunia-dalam-kemunduran-perekonomian-indonesia/
http://www.anneahira.com/bank-dunia.htm
Kasmir. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sihombing, D. (2012). Modul Kuliah : Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Medan