Kamis, 07 Mei 2015

Pengaruh penyaluran kredit mikro terhadap UMKM

PENGARUH PENYALURAN KREDIT
USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)
DAN PENDAPATAN OPERASIONAL
TERHADAP LABA OPERASIONAL
 
   1. Latar Belakang Penelitian
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja, memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, UMKM adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan, dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat. Meskipun UMKM telah menunjukkan peranannya dalam perekonomian nasional, namun masih menghadapi berbagai hambatan iklim usaha, baik yang bersifat internal maupun eksternal, contohnya produksi, pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain dan teknologi, permodalan.
Untuk meningkatkan kesempatan, kemampuan, dan perlindungan UMKM, telah ditetapkan berbagai kebijakan tentang pencadangan usaha, pendanaan, dan pengembangannya namun belum optimal. Hal tersebut dikarenakan kebijakan yang ada belum dapat memberikan perlindungan, kepastian berusaha, dan fasilitas yang memadai untuk pemberdayaan UMKM. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pasal 7 ayat 1 menyatakan “Pemerintah dan pemerintah daerah menumbuhkan iklim usaha dengan menetapkan peraturan dan perundang-undangan yang meliputi aspek pendanaan, sarana prasarana dll. Sementara pasal 2 menyatakan “Dunia usaha dan masyarakat berperan secara aktif membantu menumbuhkan iklim usaha.” Dari Undang-Undang tersebut jelas menyatakan bahwa dunia usaha seperti bank, harus berperan aktif dalam pengembangan UMKM dalam hal ini dari segi permodalan dengan penyaluran kredit kepada pelaku UMKM.
Kegiatan perkreditan merupakan kegiatan terbesar dari perbankan, oleh karena itu pengelolaan kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Dari aktifitas perkreditan, bank akan memperoleh pendapatan operasional berupa pendapatan bunga, provisi dan komisi. Pendapatan bunga merupakan sumber pendapatan terbesar dari bank (Lukman Dendawijaya, 2005: 23). Pendapatan bunga akan diperoleh dari setiap angsuran kredit yang dibayar oleh debitur dalam jangka waktu yang telah disepakati, biasanya setiap bulan. Setiap angsuran kredit yang dibayar, didalamnya sudah termasuk sejumlah pokok pinjaman ditambah dengan sejumlah bunga. Sementara pendapatan provisi diperoleh ketika pencairan kredit, sebesar persentase tertentu dari kredit yang diberikan. Pendapatan operasional merupakan salah satu komponen untuk menentukan besarnya laba operasional yang diperoleh dalam suatu peiode. Selain pendapatan, besarnya laba juga dipengaruhi oleh beban.
Memperoleh laba merupakan tujuan utama berdirinya suatu lembaga keuangan baik bank ataupun lembaga keuangan yang lainnya. Laba yang diperoleh tidak saja digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, tetapi juga digunakan untuk ekspansi dimasa yang akan datang seperti pendirian kantor cabang. Kemudian yang lebih penting lagi apabila suatu lembaga keuangan terus-menerus memperoleh laba, maka ini berarti kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan terjamin. Karena aktifitas terbesar bank adalah pada bidang perkreditan, maka dari aktifitas ini akan menentukan besarnya laba yang akan diperoleh dalam suatu periode.
2. Identifikasi Masalah
Penulis dapat merumuskan identifikasi masalah, diantaranya :
1) Bagaimana penyaluran kredit UMKM, pendapatan operasional, dan laba operasional pada Bank bjb.
2) Bagaimana pengaruh penyaluran kredit UMKM terhadap pendapatan operasional pada Bank bjb.
3) Bagaimana pengaruh secara parsial kredit UMKM terhadap laba operasional pada Bank bjb.
4) Bagaimana pengaruh secara parsial pendapatan operasional terhadap laba operasional pada Bank bjb.
5) Bagaimana pengaruh secara simultan antara penyaluran kredit UMKM dan pendapatan operasional terhadap laba operasional pada Bank bjb.
3. Tinjauan Pustaka
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pasal 1 menyatakan :
Pembiayaan/Kredit UMKM adalah penyediaan dana oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat melalui bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk mengembangkan dan memperkuat permodalan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Sementara menurut Rizal Calvary (2008: 2) menyatakan :
Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah kegiatan pinjam meminjam antar orang perorangan atau badan usaha atau badan hukum tertentu di level usaha mikro, kecil, dan menengah,yang cakap melakukan perbuatan hukum dengan prinsip kepercayaan.
Pendapatan merupakan salah satu komponen untuk menentukan besarnya laba yang diperoleh dalam suatu periode, ada beberapa definisi pendapatan, diantaranya menurut IAI dalam PSAK nomor 23 (2009: 23) menyatakan :
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktifitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari penanaman modal.
Sementara Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) (2008: 181) menyatakan :
Pendapatan (revenues) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Sementara definisi laba operasional menurut Amir Abdi Jusuf (2000: 84) adalah “Laba operasional adalah selisih lebih pendapatan yang merupakan hasil
langsung dari kegiatan usaha perusahaan dikurangi dengan beban usaha langsung dari kegiatan operasional suatu usaha.”
Definisi yang lain diungkapkan oleh Soemarso (2002: 227) yang menyatakan “Laba operasional adalah pendapatan dikurangi harga pokok yang dijual dan dikaitkan dengan beban operasi terhadap kegiatan bisnis dari kesatuan normal.”
4. Kerangka Pemikiran
4.1 Penyaluran Kredit UMKM terhadap Pendapatan Operasional
Penyaluran kredit UMKM mempunyai pengaruh terhadap jumlah pendapatan operasional bank, pernyataan tersebut diperkuat oleh teori yang diungkapkan oleh Lukman Dendawijaya (2005: 23) yang menyatakan “Pendapatan operasional terbesar bank diperoleh dari pendapatan bunga, provisi, komisi serta pendapatan lainnya yang diterima sebagai akibat dari penyaluran kredit bank.” Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Kasmir (2005: 37) yang menyatakan “Penyaluran kredit menghasilkan bunga pinjaman yang merupakan komponen utama faktor pendapatan operasional bank.” Dari kedua pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penyaluran kredit UMKM mempunyai pengaruh terhadap jumlah pendapatan operasional, karena apabila penyaluran kredit UMKM meningkat, maka akan diikuti peningkatan pendapatan operasional yang diterima bank.
4.2 Pendapatan Operasional terhadap Laba Operasional
Pendapatan operasional mempunyai pengaruh terhadap laba operasional, pernyataan tersebut didukung teori yang diungkapkan oleh Rudianto (2009: 16) yang menyatakan “Laba adalah selisih antara pendapatan yang diperoleh perusahaan pada suatu periode dengan beban usaha yang dikeluarkan pada periode tersebut.” serta pernyataan yang dikemukakan oleh Amir Abdi Jusuf (2000: 84) yang menyatakan “Laba operasional adalah selisih lebih pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha perusahaan dikurangi dengan beban usaha langsung dari kegiatan operasional suatu usaha.” Kedua pernyataan tersebut diperkuat oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Iis Nurhayati (2008) yang hasil penelitiannya menyatakan “Pendapatan operasional mempunyai pengaruh signifikan terhadap laba operasional.” Dari beberapa teori dan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pendapatan operasional mempunyai pengaruh terhadap laba operasional, karena apabila pendapatan operasional meningkat, maka akan diikuti peningkatan laba operasional.
4.3 Penyaluran Kredit UMKM terhadap Laba Operasional
Setiap bank pasti berusaha untuk terus meningkatkan perolehan labanya, karena kegiatan terbesar bank adalah pada bidang penyaluran kredit, maka penyaluran kredit mempunyai pengaruh langsung terhadap laba operasional yang diperoleh bank selama suatu periode. Penyaluran kredit menghasilkan pendapatan operasional berupa pendapatan bunga, provisi, komisi dll, selain itu penyaluran kredit juga mempunyai risiko terjadinya kredit bermasalah yang merupakan komponen beban bagi bank, karena bank berpotensi tidak akan mendapatkan pendapatan bunga dan sejumlah pokok kredit yang telah disalurkan.
Pernyataan diatas diperkuat oleh teori yang dikemukakan Kasmir (2005: 71) yang menyatakan “Peranan perbankan sebagai lembaga keuangan tidak terlepas dari masalah kredit, bahkan kegiatan bank sebagai lembaga keuangan, pemberian kredit merupakan kegiatan utamanya, besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan besarnya laba”. Teori tersebut diperkuat oleh penelitian yang dikemukakan oleh Devi Wulandari (2009) yang hasil penelitiannya menyatakan “Penyaluran kredit mikro utama mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap laba operasional.” Dan penelitian yang dilakukan oleh Sri Handayani (2009) yang hasil penelitiannya menyatakan “Penyaluran kredit mempunyai pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap laba operasional”.
Dari teori dan beberapa hasil penelitian, maka dapat disimpulkan penyaluran kredit mempunyai pengaruh terhadap laba operasional, karena bila penyaluran kredit meningkat, maka diikuti peningkatan laba operasional.
5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibahas, penulis mengemukakan hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan, hipotesis itu adalah sebagai berikut :
1) Penyaluran kredit UMKM berpengaruh terhadap pendapatan operasional pada Bank bjb.
2) Penyaluran kredit UMKM secara parsial berpengaruh terhadap laba operasional pada Bank bjb.
3) Pendapatan operasional secara parsial berpengaruh terhadap laba operasional pada Bank bjb.
4) Penyaluran kredit UMKM dan pendapatan operasional secara simultan berpengaruh terhadap laba operasional pada Bank bjb.
6 Metode Penelitian
6.1 Metode Yang Digunakan
Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode penelitian deskriptif, dengan pendekatan studi kasus.
6.2 Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen yaitu Penyaluran kredit UMKM (X1) dan Pendapatan operasional (X2), serta satu variabel dependen yaitu Laba operasional (Y).
Tabel 1
Operasionalisasi Variabel
Variabel
(1)
Definisi
(2)
Indikator
(3)
Skala
(4)
Penyaluran kredit UMKM (X1)
UU nomor 20 tahun 2008 menyatakan “Pembiayaan/Kredit UMKM adalah penyediaan dana oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat melalui bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk mengembangkan dan memperkuat permodalan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.”
Jumlah kredit UMKM yang disalurkan
Rasio
Pendapatan operasional (X2)
Lukman Dendawijaya (2005: 111) menyatakan “Pendapatan operasional bank terdiri atas semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari usaha bank yang benar-benar telah diterima, contohnya adalah hasil bunga, provisi dan komisi, pendapatan valuta asing dan pendapatan lainnya.
Pendapatan operasional dari kegiatan utama bank.
Rasio
Laba operasional (Y)
Amir Abdi Jusuf (2000: 84) menyatakan “Laba operasional adalah selisih lebih pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha perusahaan dikurangi dengan beban usaha langsung dari kegiatan operasional suatu usaha.”
Pendapatan operasional dikurangi beban operasional
Rasio
Berdasarkan judul penelitian “Pengaruh Penyaluran Kredit UMKM dan Pendapatan Operasional Terhadap Laba Operasional”, gambar/model paradigma penelitian bisa dilihat dalam gambar 1 berikut ini :
X1X2Y
Gambar 1
Paradigma Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan teknik analisis jalur (path analysis) yang digunakan untuk menguji sumbangan (kontribusi) yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1 dan X2 terhadap Y. Dari Struktur tersebut dapat dibagi dua sub struktur yaitu:
Gambar 2 ρXЄ1X1 X2ρX2Є1
Sub struktur 1 Pengaruh X1 ke X2
Sub struktur ini memperlihatkan hanya sebuah variabel penyebab dan variabel akibat. Dipandang dari sudut regresi, struktur ini tidak lain dari struktur linier sederhana. Dalam keadaan seperti ini, maka koefisien jalur tidak lain dari koefisien korelasi.
Gambar 3 ρX2Є1 X1 ρX2X1Є1 X2 Y ρYЄ2 Є2 ρYX2ρYX1
Sub strukur 2 Pengaruh X1 dan X2secara Simultan Terhadap Y
Perhitungan koefisien jalur yang menggunakan SPSS, menggunakan dua analisis, yaitu diantaranya :
1) Analisis Regresi Linear Sederhana
a) Pengujian Koefisien Korelasi (r)
Untuk menguji koefisien korelasi (r) menurut Stanislaus (2006: 200) menggunakan rumus statistika sebagai berikut :
ρXiXj = ⎪⎭⎪⎬⎫⎪⎩⎪⎨⎧⎟⎠⎞⎜⎝⎛−⎪⎭⎪⎬⎫⎪⎩⎪⎨⎧⎜⎜⎝⎛⎟⎠⎞⎜⎝⎛−⎟⎠⎞⎜⎝⎛⎟⎠⎞⎜⎝⎛−ΣΣΣΣΣΣΣ=======nhnhnhnhnhnhnhXjhnjhXnXihihXnXjhXihXjhXihn12122112111.
Dengan i =1,2,…,k j≠
b) Pengujian Koefisien Determinasi
KD = r2 x 100%
Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali (2006: 275) untuk mengetahui pengaruh variabel lainnya (ε) atau yang sering disebut nilai residu/sisa menggunakan rumus sebagi berikut :
ερYi = kXXYiXR...1212−
Dimana R2YX1X2........Xk = Σ =kiiirYXiXY1ρ
c) Pengujian signifikansi menggunakan uji t
􀀹 Merumuskan Hipotesis
Hipotesis statistik koefisien jalur pX2X1 adalah sebagai berikut :
Ho1 : pX2X1 = 0
Ha1 : pX2X1 ≠ 0
􀀹 Menentukan dan membandingkan thitung serta ttabel.
􀀹 Kaidah Keputusan
Ho diterima jika ; - thitung < thitung < ttabel
Ho ditolak jika; - thitung < - ttabel atau thitung > ttabel
􀀹 Kesimpulan.
2) Analisis Regresi Linier Berganda
1. Pengujian Secara Parsial
a) Pengujian Koefisien Korelasi Parsial.
b) Pengujian Koefisien Determinasi Parsial.
c) Pengujian signifikansi dengan uji t.
􀀹 Merumuskan Hipotesis
Hipotesis statistik koefisien jalur Ydan Ysebagai berikut:
Ho2 : pYX1 = 0
Ha2 : pYX1 ≠ 0
Ho3 : pYX2 = 0
Ha3 : pYX2 ≠ 0
􀀹 Menentukan dan membandingkan thitung serta ttabel.
􀀹 Kaidah Keputusan
Ho diterima jika ; - thitung < thitung < ttabel
􀀹 Ho ditolak jika; - thitung < - ttabel atau thitung > ttabel
􀀹 Kesimpulan
2. Pengujian secara Simultan
a) Pengujian Koefisien Korelasi Secara Simultan.
b) Pengujian Koefisien Determinasi Secara Simultan.
c) Pengujian signifikansi dengan uji F.
􀀹 Merumuskan Hipotesis
Ho4 : pYX1 = pYX2 = 0
Ha4 : pYX1 = pYX2 ≠ 0
􀀹 Menentukan dan membandingkan thitung serta ttabel.
􀀹 Kaidah Keputusan
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel
Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel
􀀹 Kesimpulan
7 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tabel 2
Penyaluran Kredit UMKM Bank bjb Periode 2002-2009
(juta rupiah)
Perubahan
No
Tahun
Penyaluran Kredit UMKM
Nominal
%
1
2002
312.677
-
-
2
2003
354.017
41.340
13,2
3
2004
504.360
150.343
42,5
4
2005
521.505
17.145
3,4
5
2006
318.446
(203.059)
(38,9)
6
2007
293.374
(25.072)
(7,9)
7
2008
330.931
37.558
12,8
8
2009
604.377
273.446
82,6
Sumber : Bank bjb
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui penyaluran kredit UMKM bank bjb dalam periode tahun 2002 sampai 2009 bersifat fluktuatif, hal tersebut karena tidak menentunya iklim usaha dari UMKM, sehingga dalam kondisi tersebut bank bjb kendala dalam mencari peluang penyaluran kredit produktif bagi UMKM secara optimal. Penyaluran kredit UMKM tertinggi diperoleh bank bjb pada tahun 2009 sebesar Rp. 604.377.000.000. Sedangkan penyaluran kredit UMKM terendah diperoleh bank bjb pada tahun 2007 sebesar Rp. 293.373.000.000.
Tabel 3
Pendapatan Operasional Bank bjb Periode 2002-2009
(juta rupiah)
Perubahan
No
Tahun
Pendapatan Operasional
Nominal
%
1
2002
1.313.526
-
-
2
2003
1.737.711
424.185
32,3
3
2004
1.869.686
131.975
7,6
4
2005
2.154.468
284.782
15,2
5
2006
2.581.925
427.457
19,8
6
2007
2.675.897
93.972
3,6
7
2008
3.253.005
577.108
21,6
8
2009
4.209.747
956.742
29,4
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang disampaikan Bank kepada Bank Indonesia
Berdasarkan tabel 3 diketahui pendapatan operasional bank bjb dalam periode tahun 2002 sampai 2009 terus meningkat, peningkatan pendapatan operasional tersebut sebagian besar berasal dari peningkatan pendapatan bunga yang diperoleh bank bjb dari aktifitas perkreditan. Pendapatan operasional tertinggi diperoleh bank bjb pada tahun 2009 sebesar Rp. 4.209.747.000.000. Sedangkan pendapatan operasional terendah diperoleh bank bjb pada tahun 2002 sebesar Rp. 1.313.526.000.000.
Tabel 4
Laba Operasional Bank bjb Periode 2002-2009
(juta rupiah)
Perubahan
No
Tahun
Laba Operasional
Nominal
%
1
2002
199.951
-
-
2
2003
290.823
90.872
45,4
3
2004
430.658
139.835
48
4
2005
537.705
107.047
24,9
5
2006
580.437
42.732
7,9
6
2007
644.571
64.134
11
7
2008
848.482
203.911
31,6
8
2009
1.035.171
186.689
22
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang disampaikan Bank kepada Bank Indonesia
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui laba operasional bank bjb dalam periode tahun 2002 sampai 2009 terus meningkat, peningkatan laba operasional tersebut sebagian besar berasal dari peningkatan pendapatan bunga yang diperoleh bank bjb dari aktifitas perkreditan. Laba operasional tertinggi diperoleh bank bjb pada tahun 2009 sebesar Rp. 1.035.171.000.000. Sedangkan laba operasional terendah diperoleh bank bjb pada tahun 2002 sebesar Rp. 199.951.000.000.
7.1 Pengaruh Penyaluran Kredit UMKM terhadap Pendapatan Operasional pada Bank bjb
Hasil analisis SPSS menunjukan koefisien korelasi penyaluran kredit UMKM terhadap pendapaatan operasional pX2X1 adalah sebesar 0,392. Menurut Sugiono (2006: 183) menunjukan nilai koefisien jalur antara penyaluran kredit UMKM terhadap pendapatan operasional termasuk ke dalam kategori hubungan yang rendah yaitu diantara 0,20-0,399. Sementara koefisien determinasi jalur (pX2X1) sebesar 0,154, artinya bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel penyaluran kredit UMKM terhadap variabel pendapatan operasional yaitu sebesar 0,154 atau 15,4%, Nilai ttabel diperoleh dari tabel t dengan derajat kebebasan n-2 (8-2) sebesar 2,447. Karena thitung (1.043) < ttabel (2,447) maka menerima Ho. Sementara diperoleh nilai sig sebesar 0.337, maka sig 0.337 > 0.05 yang berarti menerima Ho, artinya penyaluran kredit UMKM berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pendapatan operasional.
7.2 Pengaruh Penyaluran Kredit UMKM terhadap Laba Operasional Secara Parsial pada Bank bjb
Hasil analisis SPSS menunjukan koefisien korelasi penyaluran kredit UMKM terhadap laba operasional (pYX1) adalah sebesar 0,023. Sementara koefisien determinasi jalur (pYX1) sebesar 0,00053, artinya bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel penyaluran kredit UMKM terhadap variabel laba operasional secara parsial yaitu sebesar 0,00053 atau 0,0053%. Nilai thitung diperoleh yaitu sebesar 0,280, sedangkan nilai ttabel diperoleh dari tabel t dengan df n-k-1 (8-2-1) yaitu sebesar 2,571. Karena thitung (0,280) < ttabel (2,571) maka menerima Ho. Sementara diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,791, maka sig 0,791 > 0,05 yang berarti menerima Ho. Artinya penyaluran kredit UMKM secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap laba operasional.
7.3 Pengaruh Pendapatan Operasional Terhadap Laba Operasional secara Parsial Pada Bank bjb
Hasil analisis SPSS menunjukan koefisien korelasi pendapatan operasional terhadap laba operasional (pYX2) adalah sebesar 0,977. Sementara koefisien determinasi jalur (pYX2) sebesar 0,955, artinya bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel pendapatan operasional terhadap variabel laba operasional yaitu sebesar 0,955 atau 95,5%. Nilai thitung diperoleh sebesar 12,015. Nilai ttabel diperoleh dari tabel t dengan df n-k-1 (8-2-1) yaitu sebesar 2,571. Karena thitung (12,015) > ttabel (2,571) maka menerima Ha. Sementara diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,00, maka sig 0,00 < 0.05 yang berarti menerima Ha. Artinya pendapatan operasional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba operasional.
7.4 Pengaruh Penyaluran Kredit UMKM dan Pendapatan Operasional Secara Simultan Terhadap Laba Operasional Pada Bank bjb
Hasil analisis SPSS menunjukan koefisien korelasi penyaluran kredit UMKM dan pendapatan operasional terhadap laba operasional (pYX1X2) adalah sebesar 0,986. Sementara koefisien determinasi jalur (pYX1X2) sebesar 0,972, artinya bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel penyaluran kredit UMKM dan pendapatan operasional terhadap variabel laba operasional yaitu sebesar 0,972 atau 97,2%. Uji signifikansi dilakukan dengan uji F. Nilai Fhitung diperoleh sebesar 86,879. Nilai Ftabel yaitu sebesar 5,786 yang diperoleh dari tabel F, dengan ketentuan df 1 = 2 atau jumlah variabel-1 (3-1), sementara df 2 = 5 atau n-k-1 (8-2-1) dengan tingkat signifikansi 5%. Karena Fhitung (86,879) > Ftabel (5,786) maka menerima Ha. Sementara diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,00, maka sig 0,00 < 0.05 yang berarti menerima Ha. Artinya penyaluran kredit UMKM dan pendapatan operasional secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba operasional.
8 Simpulan dan saran
8.1 Simpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah :
1. Penyaluran kredit UMKM dalam peiode tahun 2002 sampai 2009 bersifat fluktuatif, hal tersebut dikarenakan tidak menentunya iklim usaha dari UMKM, sehingga dalam kondisi tersebut bank bjb masih mengalami kendala dalam mencari peluang penyaluran kredit produktif bagi UMKM secara optimal. Pendapatan operasional bank bjb dalam periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2009 terus meningkat, peningkatan pendapatan operasional tersebut sebagian besar berasal dari peningkatan pendapatan bunga yang diperoleh dari aktifitas perkreditan. Laba operasional bank bjb dalam periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2009 terus meningkat, peningkatan laba operasional tersebut sebagian besar berasal dari peningkatan komponen pendapatan operasional yaitu pendapatan bunga yang diperoleh bank bjb dari aktifitas perkreditan.
2. Pengaruh penyaluran kredit UMKM terhadap pendapatan operasional diperoleh hasil berpengaruh positif tidak signifikan.
3. Pengaruh penyaluran kredit UMKM terhadap laba operasional secara parsial diperoleh hasil berpengaruh positif tidak signifikan.
4. Pengaruh pendapatan operasional terhadap laba operasional secara parsial diperoleh hasil berpengaruh signifikan.
5. Pengaruh penyaluran kredit UMKM dan pendapatan operasional terhadap laba operasional setelah dilakukan analisis diperoleh hasil berpengaruh signifikan.
8.2 Saran
Saran dari penelitian yang dilakukan adalah:
1. Bagi bank bjb harus terus mengembangkan ekspansi kredit bagi UMKM karena sekarang ini UMKM banyak mengalami kendala dari segi iklim usaha, ditambah lagi dengan kebijakan Asean China Free Trade Aggrement (ACFTA) sehingga produk UMKM Indonesia harus bersaing dengan produk dari china, akhirnya produk UMKM seperti tamu di rumah sendiri. Maka dengan ekspansi kredit kepada UMKM diharapkan UMKM bisa mengembangkan usahanya dan menghasilkan produk yang memiliki daya saing baik di dalam negeri, maupun diluar negeri.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang menggunakan kajian yang sama, diharapkan menggunakan jumlah variabel yang diperbanyak lagi dan dengan menggunakan indikator yang berbeda terutama pada variabel penyaluran kredit.
Daftar Pustaka
Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Setia.
Amir Abadi Jusuf. 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Bank Indonesia. 2008. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2008. Jakarta: Bank Indonesia.
Devi Wulandari. 2009. Pengaruh Pemberian Kredit Mikro Utama Terhadap Kredit Bermasalah dan Dampaknya Terhadap Laba Operasional. Universitas Siliwangi Tasikmalaya: Tidak diterbitkan.
Iis Nurhayati. 2008. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Pendapatan Operasional Serta Dampaknya Terhadap Laba Operasional. Universitas Siliwangi Tasikmalaya: Tidak diterbitkan.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juli 2009. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir. 2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
_______.2005. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Lukman Dendawijaya. 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.
Rizal Calvary. 2009. Ayo ke Bank Dapatkan Kredit UMKM. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
Soemarso S.R. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 1 Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
Sri Handayani. 2009. Pengaruh Penyaluran Kredit dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Terhadap Laba Operasional. Skripsi Sarjana Ekonomi, Universitas Siliwangi Tasikmalaya: Tidak diterbitkan.
Sugiono. 2005. Metode Penelitia Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008. Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar